Rabu, 04 November 2009

harta karun cirebon ? ? ?


hai,,,,kwaN_KWAn

cPa seEh yg g" taw CIREBON., .,.,???

Kta kAseh taW nephHh..

Di CIREBON bwAnyak bgt harta karun yg tersimpan!!!!! diaNtaranya:

* kesenian cirebon

* kerajinan cirebon

*kuliner cirebon

Apalah arti sebuah nama untuk cirebon?

Sepanjang sejarah, Cirebon telah disebut dan dieja dengan berbagai nama dan cara yang membingungkan oleh beberapa kelompok masyarakat seperti:disebut Charabom oleh orang Portugis, Tjeribon dan Cheribon oleh orang Belanda, Cirebon oleh orang Sunda , Caruban, Carbon dan Cerbon oleh orang Jawa Cirebon. Ejaan resmi dalam bahasa Indonesia adalah Cirebon, yang artinya perarian udang, disebabkan karena banyaknya anak udang (rebon) di sungai lokal (ci). Udang udang tersebut adalah merupakan bahan utama untuk pembuatan terasi , dimana Cirebon terkenal akan terasinya. Itulah sebabnya Cirebon juga punya nama panggilan Kota Udang.

Dalam ejaan Bahasa Indonesia yang baru yang dimulai tahun 1972, huruf j dibuah menjadi y dan huruf Tj menjadi C. Sehingga nama nama seperti Tjirebon, Tjaruban dan Tjarbon, sekarang ditulis menjadi Cirebon, Caruban dan Carbon.

Penduduk Cirebon mengaku daerahnya sebagai Cerbon, sebuah kata yang mempunyai arti campuran , merujuk kepada adanya campuran kesenian dari Hindu, Budha dan Islam dan tradisi spiritual yang menginspirasi Kebudayaan dan Kesenian Cirebon. Saya cenderung untuk menggunakan nama Indonesia, kecuali konteksnya dalam bahasa Jawa Cirebon.


Aset cirebon.,.

kita tw,.,kesenian,kerajinan,kuliner dan smua karya yg di mliki cirebon adlh aset yg hrz di jaga.oleh siapa,.?tak lain dan tak bukan adlh smua masyarakat cirebon.jika masyarakat cirebon sendri tdak menjaga itu,maka tak heran smua aset yang di mliki cirebon akan musnah di telan zaman.maka kita harus manjaga dan melestarikan itu.yuk kita kenal kesenian,kerajinan,kuliner dan smuaa karya cirebon,.,.


* KESENIAN CIREBON DAN KERAJINAN CIREBON

Kesenian Kuno dan Modern Cirebon

Melihat jumlah bentuk bentuk kesenian di daerah sekecil Cirebon sungguh menakjubkan. Merujuk pada artikel berjudul “the Arts of Cirebon” seorang sarjana bernama Matthew Isaac Cohen menulis “ banyaknya keaneka ragaman kesenian di Cirebon hanya bisa dibandingkan dengan Bali, semua yang menarik di Cirebon (tidak seperti halnya di Bali) belum banyak dikenal atau tersentuh oleh turis.


Lukisan Kaca Cirebon oleh seniman Bambang Sonjaya

Cirebon mempunyai keunikan dalam arsitektur klasik, tekstil batik, seni ukir kayu, dan lukisan kaca terbalik. Musik Cirebon (diantara berbagai aliran) termasuk 2 macm Gamelan, Gamelan Prawa dan Gamelan Pelog, ditambah tiga ansambel kuno yaitu Gong Renteng, Denggung, dan Gong Sekati. Cirebon juga dikenal dengan tradisi kuno, tari topeng, dan dua macam teater wayang, yaitu Wayang Kulit dan Wayang Golek. Yang terakhir ini juga kadang disebut sebagai Wayang Cepak untuk membedakan itu dengan tradisi tradisi wayang dari daerah selatan pulau Jawa ataupun Wayang Golek Sunda,

Menurut cerita dari mulut ke mulut, kelompok kelompok seniman keliling dari Jawa Timur dahulu kala telah bermigrasi kearah barat pulau Jawa menuju kesepanjang pantai utara, pada kurang lebih 700 tahun yang lalu, yang kemudian menetap di Cirebon. Disitu mereka mengatur diri dan membuat kelompok kelompok seniman dan membentuk sebuah kerangka dasar bagi keluarga mereka dalam mengamankan kesenian tersebut – mereka menganggapnya sebagai pusaka, sesuatu yang sakral –sampai dengan saat ini. Para ahli merasakan kesenian Cirebon telah menawarkan kita suatu pintu menuju Sejarah Kesenian Jawa tempo dulu yang patut dihargai. Sambil menjaga tradisi tradisi tersebut, seniman seniman Cirebon sekarang ini melakukan interpretasi baru terhadap bentuk bentuk kesenian kuno, seperti pada tari tariannya, batik dan lukisan, dalam sesuatu yang baru – suatu proses panjang yang mungkin akan berjalan dalam jangka waktu berabad abad.


Topeng Kelana, satu dari lima karakter utama dari Topeng Cirebon.

Kecuali tentang keunikan budaya dan sejarah, kesenian Cirebon sejauh ini baru sedikit saja yang diketahui oleh para periset budaya Jawa, baru bak sebuah catatan kaki saja. Mulai dari sejak jaman penjajahan Belanda, periset asing maupun Indonesia, sebagian besar mengerahkan segala perhatian dan fokusnya kepada kesenian dari daerah selatan Jawa Tengah dan Bali, sementara kesenian dari Cirebon relatip tetap kurang dikenal oleh orang diluar dareah tersebut.

Seni Cirebon : Krisis dan Kesempatan

Lebih dari 700 tahun Cirebon telah berevolusi kedalam sebuah harta karun mayapada dari Kebudayaan Jawa. Pengatahuan tentang seni tradisionil dahulu kala dianggap sakral, selama berabad abad kerahasiaannya dijaga diantara para kerabat keluarga seniman didaerah pedalaman ataupun tersimpan diantara dinding dingin keraton dari tiga kerajaan Cirebon atau diantara lingkungan kerajaan saja. Sistem yang tertutup ini telah membuat pengetahuan tentang seni tidak dapat tersalurkan kepada generasi penerus. Sejumlah tanda tanda akan hilangnya bentuk bentuk seni kuno Cirebon ini telah mencuat kepermukaan, sebuah kenyataan yang baru baru ini telah diperingatkan dalam pers Indonesia. Sekarang ini semakin banyak seniman Cirebon yang telah menyadari seriusnya situasi, dan telah memutuskan –seperti mereka katan sendiri dari pada punah- untuk membuka apa yang sebelumnya dianggap rahasia.


Ukiran kayu Cirebon kontemporer dengan karakter wayang dan naskah Jawa pada Istana Kacirebonan (foto R North)


TARI TOPENG


Sarjana asal Cirebon, musisi, dalang, pengukir topeng dan penari, Endo Suanda, sedang menarikan karakter Topeng Cirebon Kelana ( goto: John Crispin, New York Times)


BATIK CIREBON


Batik Cirebon terkenal motif Mega Mendung,
umumnya memperlihatkan warna warna terang


WAYANG KULIT



Matthew Cohen sedang mempertunjukkan Wayang Kulit gaya Cirebon dengan Gamelan Puloganti di The Picture Gallery, Royal Holloway University London 2006)


GAMELAN




Richard North (kanan) memainkan bonang dengan Elang Ringgo di Keraton Kacirebonan pada tahun 2006


*KULINER CIREBON

Empal Gentong

Makanan ini mirip dengan gulai dan dimasak dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar (dari ohon mangga) di dalam gentong atau periuk tanah liat. Dinamakan empal gentong karena cara memasaknya yang khas menggunakan gentong. Isinya sendiri merupakan empal yang terdiri dari potongan-potongan daging. Daging yang umum digunakan adalah usus, babat dan daging sapi. Empal gentong berasal dari desa Battembat, kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon. Makanan yang berkuah kental dan bersantan ini serta dipenuhi dengan daging dan di taburi dengan irisan daun kucai ini sungguh lezat. Teman makannya adalah nasi ataupun lontong. Anda tinggal pilih mana yang lebih anda suka. Sambal empal gentong juga sangat unik berupa saripati cabai merah kering yang ditumbuk halus. Hati-hati jika menggunakannya karena rasanya cukup pedas. Empal gentong yang cukup terkenal adalah Empal Gentong Mang Darma lokasinya di Jl. Slamet Riyadi.

Sega Jamblang

Sega Jamblang atau Nasi Jamblang. Nama Jamblang berasal dari nama daerah di sebelah barat kota Cirebon tempat asal pedagang makanan tersebut. Sega Jamblang pada awalnya sebenarnya diperuntukan bagi para pekerja paksa pada zaman Belanda yang sedang membangun jalan raya Daendels dari Anyer ke Panarukan yang melewati wilayah Kabupaten Cirebon, tepatnya di Desa Kasugengan. Ciri khas makanan ini adalah penggunaan daun Jati sebagai bungkus nasi. Dibungkus dengan daun jati, tujuannya agar bisa tahan lama dan tetap terasa pulen. Hal ini karena daun jati memiliki pori-pori yang membantu nasi tetap terjaga kualitasnya meskipun disimpan dalam waktu yang lama. Penyajian Nasi Jamblang bersifat prasmanan menggunakan meja rendah yang dikelilingi bangku panjang untuk duduk pembeli. Makanan digelar dengan menggunakan wadah-wadah yang masih tradisional. Penjual akan menyodorkan nasi yang dibungkus daun jati kemudian kita tinggal mengambil sendiri lauk pauk yang ingin dimakan. Aneka pilihan antara lain sambal goreng, paru, semur hati/daging, perkedel, sate kentang, telur, ikan asin, tahu dan tempe otak goreng dan sambel cabe merah, tidak ketinggalan blakutak, sejenis cumi-cumi yang dimasak bersama tintanya. Walaupun menunya sangat beraneka ragam, namun harga makanan ini relatif sangat murah. Nasi Jamblang yang cukup tersohor, adalah Nasi Jamblang ‘Mang Dul’ yang berlokasi di Gunung Sari dekat lampu merah ke arah jalan Tuparev.

Tahu Gejrot:

Makanan berupa tahu yang di potong kecil-kecil ditaruh di atas piring kecil terbuat dari tanah liat kemudian disajikan dengan bumbu gula merah, cabai serta bawang merah dan bawang putih yang diulek. Dinamakan tahu gejrot sebab bumbu cair yang digunakan sebagai penyedap dialirkan lewat botol dengan cara diguncangkan sehingga timbul bunyi “gejrot” berulang kali. Dalam penggunaan tahu, jenis tahu yang digunakan sejenis tahu Sumedang tapi dengan isinya yang jauh lebih sedikit sehingga terlihat kosong. Cara menyantapnya cukup unik yaitu dengan ditusuk dengan biting (potongan lidi). Para pedagang tahu gejrot ini biasanya menggunakan pikulan bagi penjual laki-laki untuk membawa barang dagangannya. Atau menggunakan tampah yang diusung di atas kepala bagi penjual wanita. Tahu Gejrot yang cukup terkenal ada di jalan lemah wungkuk dekat pasar kanoman. Disini di sediakan juga paket untuk dibawa keluar kota, dikemas dalam plastik tinggal bawa , tahu dan bumbu dipisah

Bubur Sop:

Kita biasa mengenal Bubur Ayam dengan cara penyajian yang umumnya telah kita ketahui. Namun terasa ada yang unik dengan penyajian Bubur ala Cirebon yang di beri nama Bubur Sop. Makanan ini merupakan kombinasi dari bubur ayam dan Sayur Sop. Bubur Disajikan diatas mangkuk dengan di beri bumbu dan Isiannya berupa kol, daun bawang, tauco yang dituangi kuah sop dari kaldu sapi dan ditaburi suwiran ayam serta kerupuk. Disajikan panas-panas, rasanya cukup nikmat dan lebih enak jika disantap pada malam hari. Kelezatan Bubur Sop bisa anda nikmati di Bubur Sop Mang Ipin lokasinya di Jalan Raya Plumbon-Sumber KM 1.

Sate Kalong:

Jangan salah sangka atau malah bergidik ngeri membayangkan jenis makanan satu ini. Sate kalong bukanlah jenis sate yang menggunakan bahan utama daging kelelawar. Sate ini menggunakan daging kerbau. Disebut sate kalong hanya sebagai istilah karena penjualnya yang doyan melek sampai malam karena penjualnya hanya berjualan pada malam hari. Cara berjualan sate ini menggunakan pikulan dan penjualnya menggunakan bebunyian semacam ‘krincingan’ untuk memanggil pembelinya dikenal juga dengan nama “klonongan”, klonongan ini biasanya sering di pasang di leher kerbau. Cara penyajiannya daging kerbau yang sudah di olah dengan bumbu dan di tusuk dengan sujen. Ada dua macam rasa, yaitu manis dan asin. Sate Kalong yang nikmat bisa anda coba di Lemah Wungkuk dekat Toko Manisan Shinta jam 16.00 sampe jam 19.00 kerena lewat dari jam tersebut anda kehabisan.

Docang:

Makanan khas yang merupakan perpaduan dari lontong, daun singkong, toge, krupuk dengan deberi kuah isian berupa bumbu oncom atau biasa juga di sebut dengan dage semacam tempe gembos yang telah dihancurkan. Atasnya di beri parutan kelapa muda. Rasanya cukup unik dengan rasa khas kuah oncom, nikmat apabila disajikan dalam keadaan panas.

Nasi Lengko:

Nasi lengko dalam bahasa Indonesia. Makanan khas yang cukup sederhana ini sarat akan protein dan serat serta rendah kalori. Penyajiannya berupa nasi putih yang panas, tempe goreng, tahu goreng, mentimun segar yang telah dicacah, tauge rebus, irisan daun kucai, bawang goreng, bumbu kacang (seperti bumbu rujak) terakhir di beri kecap manis dan disiramkan ke atas semua bahan. Lebih enak lagi dimakan dengan ditemani krupuk aci yang putih. Untuk menambah selera makan, bisa juga disajikan dengan ditambah 5 atau 10 tusuk sate kambing yang disajikan secara terpisah di piring lain. Penjual Nasi Lengko yang lumayan laris dan ramai pembeli salah satunya adalah di Jl. Pagongan. Warung milik H. Barno.

Mie Koclok:

Mie kuning yang disajikan dengan toge, kol, suwiran daging ayam, telor lalu disiram dengan kuah santan. Nikmat disajikan panas-panas. Disebut mie koclok karena sebelum di sajikan, mienya di rendam dulu di air panas pake tangkai saringan, setelah beberapa menit trus di angkat dan di koclok-koclok supaya airnya jatuh. Mie Koclok yang cukup terkenal adalah kedai di lawanggada namanya “Mie Koclok Lawang Gada” .

Oleh-Oleh Cirebon

Cirebon sangat terkenal dengan sebutan Kota Udang, tentu saja rasanya kurang lengkap jika Anda tidak membeli oleh-oleh makanan khas yang terbuat dari udang seperti kerupuk udang, terasi, kecap sampai abon yang terbuat dari udang maupun ikan asin. Oleh-oleh khas lainnya adalah krupuk mlarat, dengan bentuk seperti tali rapia yang ruwet dengan beragam warna, merah mudah, kuning, putih, dan hijau. Krupuk mlarat ini digoreng tidak memakai minyak goreng, tapi memakai pasir yang sudah dibersihkan terlebih dahulu, yang melalui proses pengeringan, dan penyaringan dengan cara di ayak.

Yang manis sebagai oleh-oleh adalah Minuman khas Cirebon, namanya Sirop Tjap Boeah Tjampolay. Dengan bahan alami gula asli, bukan pemanis buatan. Dikemas dalam botol. Terdiri dari beberapa rasa jeruk nipis, asem, nanas, dan yang paling enak adalah rasa pisang susu. Warna sirupnya juga khas merah, kuning dan hijau. Label pada botolnya cukup unik dengan gambar khas buah Tjampolay Kembar yang digambar tangan. Untuk Anda pecinta batik dan mengincar batik Cirebon. Anda bisa mengunjungi Desa Trusmi, jaraknya sekitar 5 kilometer dari pusat kota Cirebon. Selain aneka batik, disini Anda juga bisa berburu kerajinan tangan seperti topeng khas Cirebon.

Rasanya lengkap sudah perburuan kali ini, puas bersantap dengan aneka makanan khas kota Cirebon. Tak ketinggalan oleh-oleh sebagai buah tangan untuk kerabat dan keluarga tercinta. Sebagai penutup dan saran yang mungkin berguna, udara Kota Cirebon cukup panas amat disarankan agar anda melengkapi diri dengan topi, kacamata ataupun payung. Pastikan anda mengenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat. Anda tak mau bukan jika kenyamanan anda dalam menikmati wisata kuliner ini menjadi terganggu karena anda merasa tidak nyaman. Selamat berburu Kuliner!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar